Prabowo Sangat Miris Melihat Situasi Ekonomi Selama Pemerintahan Jokowi
Warta Hub. Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Gerindra berkomitmen bila dirinya
terpilih menjadi Presiden di 2019 mendatang, akan menjaga, bahkan
mengembalikan aset negara yang sudah dijual oleh pemerintah Jokowi
kepada negara lain.
Mantan Pangkostrad ini mengaku miris melihat situasi ekonomi yang terjadi selama pemerintahan Presiden Joko ‘Jokowi’ Widodo yang dikatakannya sangat merugikan negara. Hal ini diungkapkan Prabowo saat menghadiri Ijtimak Ulama di Menara Peninsula, Slipi, Jakarta Barat, Jumat 27 Juli 2018.
Prabowo menyinggung dijualnya saham Pertamina kepada asing merupakan kegagalan pemerintah dalam menyelamatkan aset penting negara. Oleh karena itu, ia mengaku bila diberi amanat oleh rakyat untuk memimpin negeri ini, ia siap untuk bertaruh nyawa mengembalikan aset tersebut kepangkuan ibu pertiwi.
“Dengan itikad untuk melakukan perbaikan mau tidak mau kita harus ubah melalui kekuasan politik dan oleh karena itu saya dengan jajaran Gerindra kami terus berjuang minta mandat rakyat untuk kami bisa mengembalikan kekayaan aset negara dan menjaga kelangsungan hidup bangsa Indonesia melalui pengamanan aset,” ujar Prabowo.
Adapun ijtimak ulama yang digagas oleh Persatuan Alumni 212 dibawah komando imam besar FPI Rizieq Shihab ini meminta agar segera dibentuk koalisi keumatan yang di dalamnya berisikan untuk segera memutuskan nama capres beserta cawapresnya sebagai simbol melawan pemerintahan yang dianggap dzalim tersebut.
“Kami sangat menghargai imam besar GNPF yang minta koalisi segera dibentuk. Walaupun tidak terlalu nyata, sebetulnya koalisi PKS, Gerindra, dan PAN adalah de facto berjalan,” terang Prabowo.
Lebih jauh mantan menantu penguasa orde baru ini juga mengaku akan legowo bila ada calon lain yang lebih baik daripada dirinya berdasarkan Ijtimak ulama tersebut.
“Kita harus melakukan perubahan. Saya siap menjadi alat perubahan. Saya siap menjadi alat umat dan rakyat Indonesia tapi kalau saya tidak dibutuhkan dan ada orang lain yang lebih baik saya siap mendukung kepentingan umat dan rakyat indonesia,” tutur Prabowo.
“Itu komitmen saya bahwa dengan komitmen saya dan Gerindra, kita akan berjuang untuk kepentingan bangsa, rakyat dan umat dan kedaulatan. Kita ingin Indonesia berdiri di atas kaki sendiri, tidak menjadi antek aseng dan asing,” sambung Prabowo.
Seperti diketahui, Ijtimak ulama sendiri adalah suatu mekanisme pemilihan pemimpin yang dalam hal ini adalah capres dan cawapres yang sudah mendapatkan persetujuan dari seluruh ulama yang ada di dalamnya. Pemimpin yang terpilih nanti dipastikan mereka adalah pemimpin yang dikagumi dan didukung penuh oleh umat Islam diseluruh Indonesia.
Mantan Pangkostrad ini mengaku miris melihat situasi ekonomi yang terjadi selama pemerintahan Presiden Joko ‘Jokowi’ Widodo yang dikatakannya sangat merugikan negara. Hal ini diungkapkan Prabowo saat menghadiri Ijtimak Ulama di Menara Peninsula, Slipi, Jakarta Barat, Jumat 27 Juli 2018.
Prabowo menyinggung dijualnya saham Pertamina kepada asing merupakan kegagalan pemerintah dalam menyelamatkan aset penting negara. Oleh karena itu, ia mengaku bila diberi amanat oleh rakyat untuk memimpin negeri ini, ia siap untuk bertaruh nyawa mengembalikan aset tersebut kepangkuan ibu pertiwi.
“Dengan itikad untuk melakukan perbaikan mau tidak mau kita harus ubah melalui kekuasan politik dan oleh karena itu saya dengan jajaran Gerindra kami terus berjuang minta mandat rakyat untuk kami bisa mengembalikan kekayaan aset negara dan menjaga kelangsungan hidup bangsa Indonesia melalui pengamanan aset,” ujar Prabowo.
Adapun ijtimak ulama yang digagas oleh Persatuan Alumni 212 dibawah komando imam besar FPI Rizieq Shihab ini meminta agar segera dibentuk koalisi keumatan yang di dalamnya berisikan untuk segera memutuskan nama capres beserta cawapresnya sebagai simbol melawan pemerintahan yang dianggap dzalim tersebut.
“Kami sangat menghargai imam besar GNPF yang minta koalisi segera dibentuk. Walaupun tidak terlalu nyata, sebetulnya koalisi PKS, Gerindra, dan PAN adalah de facto berjalan,” terang Prabowo.
Lebih jauh mantan menantu penguasa orde baru ini juga mengaku akan legowo bila ada calon lain yang lebih baik daripada dirinya berdasarkan Ijtimak ulama tersebut.
“Kita harus melakukan perubahan. Saya siap menjadi alat perubahan. Saya siap menjadi alat umat dan rakyat Indonesia tapi kalau saya tidak dibutuhkan dan ada orang lain yang lebih baik saya siap mendukung kepentingan umat dan rakyat indonesia,” tutur Prabowo.
“Itu komitmen saya bahwa dengan komitmen saya dan Gerindra, kita akan berjuang untuk kepentingan bangsa, rakyat dan umat dan kedaulatan. Kita ingin Indonesia berdiri di atas kaki sendiri, tidak menjadi antek aseng dan asing,” sambung Prabowo.
Seperti diketahui, Ijtimak ulama sendiri adalah suatu mekanisme pemilihan pemimpin yang dalam hal ini adalah capres dan cawapres yang sudah mendapatkan persetujuan dari seluruh ulama yang ada di dalamnya. Pemimpin yang terpilih nanti dipastikan mereka adalah pemimpin yang dikagumi dan didukung penuh oleh umat Islam diseluruh Indonesia.
Comments
Post a Comment